@article{Magnis-Suseno_2018, title={Raymundus Sudhiarsa SVD, Paulinus Yan Olla, MSF (ed.) Menjadi Gereja Indonesia yang Gembira dan Berbelaskasih Dulu, Kini dan Esok Seri Filsafat Teologi Widya Sasana, Malang: STFT Widya Sasana 2015, 460 hal}, volume={17}, url={https://journal.driyarkara.ac.id/index.php/diskursus/article/view/187}, DOI={10.36383/diskursus.v17i1.187}, abstractNote={<p>Buku&nbsp; kedua suntingan Raymundus Sudhiarsa dan &nbsp;Paulinus Yan Olla (2015) memuat duapuluh tulisan — sumbangan dosen-dosen STFT Widya &nbsp;Sasana pada hari Studi 2015 — yang berfokus pada dua dokumen tulisan kunci &nbsp;Paus &nbsp;Fransiskus: “Evangelii Gaudium” &nbsp;(2013)&nbsp; dan “Misericodiae Vultus” (2015). Hari &nbsp;Studi &nbsp;itu&nbsp; mengangkat pertanyaan bagaimana menjawab tantangan agar &nbsp;Gereja&nbsp; Indonesia menjadi “gem- bira dan &nbsp;berbelaskasih.” Tulisan-tulisan ini dibagi dalam empat kelom- pok: Tinjauan historis, tinjauan biblis, tinjauan filosofis dan sosio-kultural, dan &nbsp;tinjauan &nbsp;teologis-pastoral, disusul penutup. Saya &nbsp;membatasi diri pada beberapa catatan saja. Dari empat tulisan “tinjauan historis” yang langsung sangat menarik adalah tulisan pertama (oleh&nbsp; Edison &nbsp;R. L. Tinambunan) tentang kenyataan bahwa kristianitas telah &nbsp;sampai ke Sumatra lebih &nbsp;dari &nbsp;seribu &nbsp;tahun lalu, &nbsp;dan &nbsp;dibawa terutama oleh &nbsp;kaum awam. Cukup menarik apa yang kemudian ditulis oleh Armada Riyanto tentang dua &nbsp;penulis sejarah &nbsp;Gereja&nbsp; Indonesia, Martinus Muskens dan Karel Steenbrink, disusul tulisan tentang Gereja di zaman pendudukan Jepang. &nbsp;Apa &nbsp;yang &nbsp;ditulis oleh&nbsp; Kristoforus Bala tentang peran devosi pada Ibu &nbsp;Maria &nbsp;dalam evangelisasi di&nbsp; Nusa &nbsp;Tenggara bagi &nbsp;banyak pembaca Indonesia barangkali masih &nbsp;baru. &nbsp;Dari empat tulisan “tinjauan biblis-teologis” dua &nbsp;mengenai Perjanjian Lama.&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>........................................................................</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>Dari &nbsp;tiga &nbsp;tulisan penutup yang &nbsp;pertama, dari &nbsp;Merry &nbsp;Teresa &nbsp;Sri Rejeki, menjelaskan dua &nbsp;dokumen yang &nbsp;menjadi fokus &nbsp;tulisan-tulisan jilid ini: “Evangelii Gaudium” dan “Misericordiae Vultus.” Seberikutnya Piet &nbsp;Go&nbsp; menjelaskan secara &nbsp;skematis mengapa iman &nbsp;Gerejani &nbsp;perlu “bergembira” dan “berbelas-kasih.” Buku ditutup dengan “Sukacitaku,” puisi &nbsp;St. Teresia &nbsp;dari &nbsp;Kanak-kanak Yesus. Sebagai &nbsp;kesimpulan: buku ini — meskipun ada &nbsp;beberapa kelemahan, terutama uraian-uraian teoretis yang &nbsp;agak &nbsp;berlebihan dan &nbsp;absennya perhatian pada sekian &nbsp;kontroversi baik &nbsp;dalam masyarakat maupun dalam Gereja &nbsp;berkaitan dengan hal- hal&nbsp; yang &nbsp;dibahas — amat &nbsp;kaya, &nbsp;mencerahkan dan &nbsp;bisa &nbsp;memperdalam pengertian tentang iman &nbsp;Gereja&nbsp; serta &nbsp;betapa penting dan &nbsp;perlu Gereja Indonesia mengikuti ajakan &nbsp;Paus &nbsp;Fransiskus untuk memancarkan kegembiraan dan belaskasihan Ilahi ke dalam masyarakat (Franz Magnis- Suseno, &nbsp;Guru &nbsp;Besar &nbsp;Ilmu Filsafat Emeritus,&nbsp; Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, &nbsp;Jakarta).</p&gt;}, number={1}, journal={DISKURSUS - JURNAL FILSAFAT DAN TEOLOGI STF DRIYARKARA}, author={Magnis-Suseno, Franz}, year={2018}, month={Apr.}, pages={140-142} }